PT Rifan Financindo - Sekitar 700 juta data pengguna LinkedIn bocor dan dijual di darkweb. Jumlah itu berarti 92 persen dari total pengguna LinkedIn sebanyak 756 juta.
Data yang ditemukan pada penjualan di darkweb tersebut mencakup nomor telepon, alamat fisik, data geolokasi, hingga jumlah perkiraan gaji.
Mengutip 9to5Mac, Rabu (30/6/2021), hacker yang memiliki data memposting satu juta data pengguna LinkedIn sebagai sampel, dan pemeriksaan mengonfirmasi bahwa data tersebut asli dan terbaru.
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Sementara, RestorePrivacy melaporkan bahwa peretas tampaknya telah menyalahgunakan API LinkedIn resmi untuk mengunduh data, metode yang sama yang digunakan dalam pelanggaran serupa pada April 2021 lalu.
“Pada 22 Juni, seorang pengguna peretas populer mengiklankan data dari 700 Juta pengguna LinkedIn untuk dijual. Pengguna forum memposting sampel data yang mencakup 1 juta pengguna LinkedIn,” kata juru bicara perusahaan.
Data yang Bocor
Menurut pemeriksaan yang dilakukan oleh LinkedIn ditemukan beberapa informasi akun yang ada pada sejumlah data yang dijual tersebut.
Antara lain alamat email, nama lengkap, nomor telepon, dan alamat fisik.
Kemudian, catatan geolokasi, nama pengguna dan URL profil LinkedIn, pengalaman/latar belakang pribadi dan profesional, jenis kelamin, akun media sosial dan nama pengguna lainnya.
Perusahaan juga menilai seluruh data yang dijual tersebut adalah asli. Selain itu, data tampaknya mutakhir, dengan sampel dari 2020 hingga 2021.
“Kami menghubungi langsung pengguna yang memposting data untuk dijual di forum peretasan. Dia mengklaim data tersebut diperoleh dengan memanfaatkan LinkedIn API untuk mengumpulkan informasi yang diunggah orang ke situs tersebut,” kata perusahaan.
Data Berharga
Kendati tak disertai password akun, tetapi sebagai catatan situs, ini masih merupakan data berharga yang dapat digunakan untuk pencurian identitas. Juga upaya phishing yang tampak meyakinkan dapat digunakan untuk mendapatkan kredensial masuk untuk LinkedIn dan situs lain.
Mengacu kebocoran yang terjadi sebelumnya, LinkedIn mengkonfirmasi bahwa sejumlah 500 juta catatan bersumber dari servernya. Tapi perusahaan juga menyebut kalau data yang dikumpulkan hacker itu diperoleh dari sumber lain.
“Sementara kami masih menyelidiki masalah ini, analisis awal kami menunjukkan bahwa kumpulan data tersebut mencakup informasi yang diambil dari LinkedIn serta informasi yang diperoleh dari sumber lain,” kata LinkedIn kepada PrivacyShark. PT Rifan Financindo.
Sumber : liputan 6